Inti dari Kepemimpinan adalah Menuntun bukan Menyuruh

Inti dari Kepemimpinan adalah Menuntun - inafina.com
Inti dari Kepemimpinan adalah Menuntun – inafina.com

Inti dari Kepemimpinan. Strategi, visi, dan deklarasi misi tergantung pada asumsi sederhana bahwa Anda tahu ke mana akan melangkah. Tidak seorang pun akan ikut jika Anda tak tahu ke mana mau melangkah.

Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah buku berjudul The Meter Principle, penulis Peter dan Hull membuat komentar, “Sebagian besar hirarki dewasa ini begitu penuh oleh aturan dan tradisi, serta begitu terikat dengan hukum, sehingga karyawan-karyawan berposisi tinggi sekali pun tak perlu memimpin siapa pun”.

Inti Dari Kepemimpinan

4 aspek kepemimpinan

Bagi kami, bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak memerlukan satu buku penuh. Drucker menjelaskannya dalam satu kalimat saja, “fondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah memikirkan misi organisasi, mendefinisikannya, dan menegakkannya secara jelas dan nyata.

Seorang pemimpin menetapkan tujuan, menentukan prioritas, serta menetapkan dan memonitor standar.”

Pertama, bagaimana cara Anda menemukan arah yang tepat? Untuk menjadi ahli strategi yang hebat, Anda harus membenamkan kepala Anda dalam lumpur.

Anda harus menemukan inspirasi di medan tempur sesungguhnya.

Sam Walton mengunjungi lini depan dari setiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan menghabiskan waktu di dok bongkar-muat dan berbicara dengan para krunya.

Tak banyak eksekutif seperti ”Mister Sam”, saat ini eksekutif puncak cenderung menjaga jarak. Semakin besar perusahaan, semakin besar eksekutif-eksekutif puncaknya kehilangan sentuhan pada lini depan.

Ini bisa menjadi faktor paling penting yang membatasi pertumbuhan korporasi.

Pemasaran adalah perang, dan prinsip pertama dari perang adalah kekuatan. Pasukan atau perusahaan yang lebih besar memiliki keunggulan.

Tetapi semakin besar perusahaan, sebagian keunggulan tersebut menghilang jika tidak bisa mempertahankan fokus pada pertempuran pemasaran, yang terjadi dalam benak konsumen.

Jika Anda seorang CEO (Chief Executive Officer) yang sibuk, bagaimana Anda mengumpulkan informasi objektif tentang apa yang sebetulnya tengah terjadi?

Bagaimana Anda menyiasati kecenderungan manajemen menengah untuk memberitahu Anda apa yang menurut mereka ingin Anda dengar?

Bagaimana Anda mendapatkan berita buruk selain berita baik?

Salah satu cara mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi adalah dengan ”menyamar” atau turun ke lapangan tanpa dikenali.

Dari banyak segi, ini serupa dengan raja yang berpakaian rakyat jelata dan bergaul dengan mereka. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pendapat jujur mengenai apa yang terjadi.

(Gadai BPKB Mobil – Bunga Ringan & Cepat Cair)

Seperti raja, eksekutif puncak jarang mendapatkan informasi jujur dari menteri-menteri mereka. Terlalu banyak intrik yang terjadi di sana sini.

Tenaga penjualan, jika Anda memilikinya, merupakan elemen penting. Triknya adalah bagaimana mendapatkan evaluasi yang baik dan jujur tentang pesaing dari mereka.

Jika CEO menghargai kejujuran dan realitas, banyak informasi baik akan Anda terima.

Aspek lain adalah pengalokasian waktu. Seringkali waktu Anda habis untuk terlalu banyak aktivitas lain sehingga Anda tidak sempat mengunjungi lini terdepan.

Waktu Anda terbuang untuk terlalu banyak rapat dewan komisaris, komite, dan makan malam penghormatan.

Menurut sebuah survey, CEO rata-rata menghabiskan 30 persen waktunya untuk ’aktivitas-aktivitas eksternal’. CEO juga menghabiskan 17 persen waktunya seminggu untuk rapat.

Karena eksekutif puncak biasanya bekerja 61 jam seminggu, yang tersisa untuk hal-hal lain hanya 20 jam, di antaranya untuk mengelola operasi dan mengunjungi lini depan.

Hal berikutnya yang harus dikurangi adalah rapat. Daripada membicarakannya, lebih baik Anda keluar dan mengamati dengan mata kepala sendiri.

Seperti yang dikatakan Gorbachev kepada presiden Reagan, saat Reagan kali pertama mengunjungi Uni Soviet, ”Lebih baik melihat hanya sekali, daripada mendengar ratusan kali.”

Sebagai seorang pemimpin, pikiran Anda harus fokus pada taktik-taktik pertempuran yang ingin Anda menangkan.

Anda harus fokus pada pesaing-pesaing Anda dan mengetahui kekuatan serta kelemahannya. Anda juga harus membuat perubahan di dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Pemimpin terbaik membagi kearifan mereka kepada generasi berikutnya. Noel Tichy, professor dari University of Michigan Business School, berkata, ”Seorang pemimpin yang besar harus dapat menjadi guru hebat.”

Dia memperkirakan bahwa Jack Welch, mantan CEO GE, mencurahkan 30 persen waktunya untuk pengembangan kepemimpinan.

Pemimpin-pemimpin terbaik tahu bahwa arah saja tidak lagi cukup. Pemimpin terbaik juga menjadi pencerita, pemandu sorak, dan fasilitator.

Mereka memperkuat sense of direction atau visi dengan kata-kata dan tindakan.

Barangkali, tak ada pemimpin lebih hebat dalam bisnis maskapai penerbangan  selain Herb Kelleher, chairman Southwest Airlines.

Herb Kelleher adalah raja bisnis maskapai rumah berjarak-pendek. Tiap tahun, maskapainya terus mengisi setiap peringkat perusahaan “paling dikagumi” dan “paling memiliki laba tinggi”.

Jika Anda pernah terbang bersama Southwest, Anda mungkin telah merasakan semangat dan antusiasme luar biasa dari karyawan-karyawan Southwest.

Dewasa ini, Bill Gates merupakan personifikasi dari Microsoft, walau saat ini ia sudah tidak lagi menjadi pemimpin perusahaan software terbesar di dunia itu.

Sementara semua orang mengenal Mr.Gates, sangat sedikit yang mengenal Dino Cortopassi. Si raja “saus tomat dari Italia ini adalah pemasok saus ke sekitar 60 ribu toko pizza dan resto Italia di Amerika.

Dengan ide diferensiasinya, Dino telah menjadi personifikasi dari “Italia riil”.

Pemimpin berkepribadian kuat merupakan ’senjata’ di mata konsumen. Selain itu, ’pasukan’ akan bangga mengikuti pemimpin semacam ini ke dalam medan pertempuran.

Mereka mempercayainya. Tanpa kepercayaan, tak akan ada pengikut. Dan tanpa pengikut, Anda tidak memiliki siapa pun untuk dituntun.

Pemimpin yang baik tahu ke mana ia harus melangkah.

 “Untuk memimpin orang-orang, berjalanlah di belakang mereka”
-Lao-tzu, Filsuf China dan pendiri Taoisme- 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.